BAB II
Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan
A. Perkembangan
Penduduk Dunia Menggunakan Tabel
Perkembangan Penduduk
Dunia Menggunakan Tabel
Kita bisa lihat tabel dibawah ini
yang saya ambil contoh dari tahun – tahun sebelumnya Perkembangan Penduduk
Dunia pada tahun 1950 sampai 2008.
China
|
562,579,779
|
China
|
1,333,207,572
|
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
Rusia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
Japan
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
|
|
Brazil
|
197,254,181
|
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
Populasi Tahun 1950
|
Populasi Tahun 2008
|
Pertumbuhan Penduduk
Tabel Perkembangan Penduduk Dunia
tahun 1830-2006
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Perkembangan Pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 mllyard
|
1%
|
1960
|
3 mllyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Tabel Penggandaan Penduduk Dunia
Tahun penggandaan
|
Perkiraan Penduduk Dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650
|
500 juta
|
1500
|
1830
|
1 miliyard
|
180
|
1930
|
2 milyard
|
100
|
1975
|
4 milyard
|
45
|
Sumber
: Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco
Menggunakan interpolasi linear
dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan
dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang
berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing
mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model
pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada
penggandaan lain dalam abad ini.
Faktor-Faktor
Demografi yang Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
1.Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah hilangnya
tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi
jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir
sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat
dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor
penghambat kematian (anti mortalitas).
2.Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah
jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas)
dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
·
Rumus
Tingkat Kematian Kasar
CDR= D/Px X K
Ket:
CDR : Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
D :
Jumlah kematian pada tahun tertentu
P :
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K :
Bilangan konstan 1000
·
Rumus
Tingkat Kematian Khusus
ASDRx=Dx/Px X K
Ket:
ASDRx : Angka kematian khusus umur tertentu (x)
Dx : Jumlah kematian
pda umur tertentu selama satu tahun
Px : Jumlah
penduduk pada umur tertentu
K : Bilangan konstan 1000
Angka Kelahiran
Angka kelahiran yaitu angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu
satu tahun. Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
·
Angka
kelahiran kasar
CBR= B/P x K
CBR : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B :
Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P :
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K :
Bilangan konstan 1000
Angka
kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis
kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita
ASFR=
Bx/Pfx X K
ASFR : Angka kematian Menurut kalompok umur x
Bx : Jumlah kelahiaran dari wanita pada
kelompok umur x
Pfx : Jumlah wanita pada kelompok umur x
K : Bilangan konstan 1000
X : Umur wanita kelompok tertentu yang
umumnya dihitung tiap 5 tahun seperti 15-19tahun, 20-24 tahun dan seterusya.
Dengan
rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak
terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur
bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat
melahirkan anak.
Pengertian dan Akibat Migrasi
Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi
internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain,
migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah
(negara) ke daerah (negara) lain. Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi
ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.Tinjauan migrasi secara regional
sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi
penduduk yang tidak merata. Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi,
Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian,
mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.Berikut ini adalah akibat
yang muncul dari migrasi :
·
Akan
terjadi pertikaian didalam suatu kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan
banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran
yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai
orang.
·
Rawan
terjadi bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari
tempat tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya
perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi
bencana alam banjir dan juga wabah penyakit.
·
Kesehatan
menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena, makin banyak
imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai
radiasi dan polusi pun dimana-mana.
·
Area
pemakanan yang berkurang karena lahan yang seharusnya dijadikan tempat
pemakanan, dijadikan fasilitas umum seperti mall dan bangunan lainnya.
·
Lahan
pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi
dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang
dan juga peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit.
Macam-Macam Migrasi dan Proses Migrasi
Berikut adalah macam-macam migrasi :
1.
Migrasi
masuk (in migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan
2.
Migrasi
keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah
asal
3.
Migrasi
neto (net migration), yaitu merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan
migrasi keluar
4.
Migrasi
bruto (gross migration), yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
5.
Migrasi
total (total migration), yaitu seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi
semasa hidup dan migrasi pulang
6.
Migrasi
internasional (international migration), yaitu perpindahan penduduk dari suatu
negara ke negara lain
7.
Migrasi
semasa hidup ((life time migration), yaitu migrasi berdasarkan tempat
kelahiran. Mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal didaerah
yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya
8.
Migrasi
parsial (partial migration), yaitu jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari
daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan
9.
Arus
migrasi (migration stream), yaitu jumlah atau banyaknya perpindahan yang
terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu
10. Urbanisasi (urbanization), yaitu bertambahnya proposisi penduduk
yang berdiam didaerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke
kota dan atau akibat dari perluasan kota
11. Transmigrasi (transmigration), yaitu pemindahan dan perpindahan
penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan didalam
wilayah RI guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang
dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang
Proses Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah
Tujuan :
1. Dalam
memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat
dengan daerah asal
2. Kurangnya
kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan
merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
3. Informasi
yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan
sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk
berimigrasi
4. Informasi
yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk
berimigrasi
5. Makin
besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi
mobilitas orang tersebut
6. Makin
tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
7. Seseorang
akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang
berada didaerah tersebut
8. Migrasi
masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi
dll)
9. Orang
yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas
daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin
10. Makin
tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
Jenis Struktur Penduduk
·
Piramida
Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
·
Piramida
Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
·
Piramida
Penduduk TuaBentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat
kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali.
Bentuk Piramida Penduduk
·
Piramida
penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia
muda lebih besar dibanding usia dewasa. Jumlah angka kelahiran lebih besar
daripada jumlah kematian. Contoh Negara : India, Brazilia, Indonesia.
·
Piramida
penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia
muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah dan tingkat
kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh Negara : Swedia, Belanda,
Skandinavia.
·
Piramida
penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk
usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Jika angka
kelahiran jenis pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan
penduduk. Contoh Negara : Jerman, Inggris, Belgia, Prancis.
Pengertian Rasio Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur
0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut
usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
Rasio
ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara
maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase
dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi.
Sedangkan
persentase dependency ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di
Indonesia
·
Zaman
Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk
ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam
semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai
Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah
Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke
arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu
menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores,
dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
·
Zaman
Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan
memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan
menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka
mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat
alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari
Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan
menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata
tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
·
Kebudayaan
Hindu dan Budha
Pada
abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa.
Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar
abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha
dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme
tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua
agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara
damai.
Baik
penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
·
Kebudayaan
Islam
Abad ke
15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka
islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu
terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di
Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan
dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara
damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke
15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara
pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di
Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat,
Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan .
Dalam
proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang.
Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah
terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh
kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan
penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr
Kalimantan.
Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna
terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah
kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika
kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda.
Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di
kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya
arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan,
terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ;
Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45
memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan
bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat
Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak
kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45
ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan
budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang
dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar