Welcome To My Blog

Jumat, 01 April 2016

Teknik Terapi Psikoanalisis

A.    Teknik-Teknik Terapi Psikoanalisis
            Teknik-teknik pada terapi psikoanalisis disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien, dan untuk memahami makna berbagai gejala.terdapat enam teknik terapi psikoanalisis, adalah:
1.      Asosiasi Bebas
      Klien dibebaskan untuk berbicara  apa saja. Berdasarkan teori dengan adanya kesantaian, konflik-konflik alam bawah sadar akan muncul ke permukaan. Tujuan asosiasi bebas adalah untuk sampai ke alam tidak sadar dengan cara mulai kemana ide yang disadari dan menelusuri melalui serangkaian asosiasi.
2.      Penafsiran
      Penafsiran adalah suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi dan oleh hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi penafsiran adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar lebih lannjut. Penafsiran analis menyebabkan pemahaman dan tidak terhalanginya bahan tak sadar pada pihak lain. Sebuah aturan umum adalah bahwa penafsiran harus disajikan pada saat gejala yang hendak ditafsirkan itu dekat dengan kesadaran klien.
      Dengan kata lain analis harus menafsirkan bahan yang belum terlihat oleh klien tetapi yang oleh klien bisa diterima dan diwujudkan sebagai miliknya. Aturan umum yang lainnya adalah bahwa penafsiran harus berawal dari permukaan serta menembus hanya sedalam klien mampu menjangkaunya sementara dia mengalami secara emosional. Aturan yang ke tiga adalah bahwa resistensi atau pertahanan paling baik ditujukan sebelum dilakukan penafsiran atas emosi atau konflik yang ada di baliknya.
3.      Analisis Mimpi
      Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur pertahanan-pertahanan melemah dan perasaan perasaan yang di represi muncul kepermukaan. Freud memandang mimpi-mimpi sebagai jalan istimewa menuju ketaksadaran, sebab melalui mimpi-mimpi itu hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan yang tak disadari itu diungkapkan. Mimpi-mimpi memiliki dua taraf isi yaituisi laten dan isi manifest. Isi laten terdiri atas motif motif yang disamarkan, tersembunyi, symbolic dan tak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, doronga doronga seksual dan agresif tak sadar yang merupakan isi laten ditransformasikan kedalam isi manifest yang lebih dapat diterima. Proses transformasi isi laten mimpi kedalam isi manifest yang kurang mengancam itu disebut kerja mimpi. Tugas analis adalah menyingkap makna makna yang disamarkan dengan mempelajari symbol symbol yang terdapat pada isi manifest mimpi. Muatan manifest adalah makna mimpi pada permukaan atau deskripsi sadar yang disampaikan oleh orang yang bermimpi
4.      Analisis atas Resistensi
      Resistensi, sebuah konsep yang fundamental dalam praktek terapi psikoanalitik, adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari. Freud memandang resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunaka oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan dorongan dan perasaan perasaannya yang direpresi itu. Sebagai pertahanan terhadap kecemasan, resistensi bekerja secara khas dalam terapi psikoanalitik dengan menghambat klien dan analisis dalam melaksanakan usaha bersama untuk memperoleh pemahaman atas dinamika dinamika ketidaksadaran klien.
5.      Analisis atas Transferensi
      Analisis tranferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi fiksasi dan deprivasi deprivasinya dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang. Penafsiran hubungan transferensi juga memungkinkan klien mampu menembus konflik konflik masa lampau yang tetap dipertahankannya hingga sekarang dan menghambat pertumbuhan emosionalnya.
6.      Parapraksis
      Parapraksis adalah keceplosan omong, yang juga sering disebut Freudian slip. Bagi freud segala kejadian memiliki maknanya sendiri sendiri. Salah menekan nomor telepon, salah belok, salah ucap adalah kejadian kejadian serius yang dikaji freud. Teori yang ada dibalik tes ini adalah ketika klien diberikan perintah atau pertanyaan yang membingungkan, dia akan menyelesaikannya dengan pilihan alam bawah sadarnya. Pilihan inilah yang kemudian dijadikan terapis sebagai tanda.
Teknik yang paling saya sukai adalah teknik analisis mimpi dimana terapis berupaya untuk mengungkapkan setiap makna dibalik mimpi klien yang sedang ditanganinya. Meskipun dengan teknik ini membutuhkan waktu yang cukup lama serta membutuhkan keahlian yang profesional tentunya untuk dapat menangkap setiap makna yang terkandung dalam mimpi tersebut. Dengan jenis terapi ini rekam jejak masa lalu klien akan bisa digali lebih dalam lagi karena mimpi tersebut direpresi dari pengalaman-pengalaman klien tersebut dan menurut saya melalui teknik ini merupakan jenis terapi yang menarik diantara teknik psikoanalisis lainnya.

Sumber:
Feist, J. Gregory, J. F. (2010). Teori Kepribadian. Edisi ke-7. Diterjemahkan oleh: Handriatno. Jakarta. Salemba Humanika.
Gunarsa, S. D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Corel, G. (2003). Teori dan Praktik Konseling & Psikoterapi. Diterjemahkan oleh: Koeswara, E. Bandung: Refika Aditama.

Boeree, G. C. (2004). Personality Theoris. Diterjemahkan oleh: Muzir, R. I. Jogjakarta: Prismasophie.