Teknik Terapeutik Psikoanalisis
Freud
Tujuan
utama dari terapi psikoanalisis freud adalah mengungkapkan ingatan yang
direpresi melalui asosiasi bebas dan
analisis mimpi. Lebih spesifik lagi,
tujuan dari psikoanalisis adalah untuk memperkuat ego, untuk membuatnya mandiri
dari superego, memperluas persepsi dan mengembangkan organisasinya sehingga ego
dapat mengambil alih id.
Melalui
asosiasi bebas, pasien diminta untuk
mengutarakan setiap pikiran yang muncul dalam benaknya, tanpa memandang apakah
pikiran tersebut ada atau tidak ada hubungannya ataupun menimbulkan rasa jijik.
Tujuan asosiasi bebas adalah untuk sampai ke alam tidak sadar dengan cara mulai
dari ide yang disadari saat ini dan menelusurinya melalui serangkaian asosiasi.
Teknik
analisis mimpi untuk mengubah muatan
manifes pada mimpi menjadi muatan laten yang lebih penting. Muatan manifes dari
mimpi adalah makna mimpi yang disampaikan oleh orang yang bermimpi sedangkan
muatan laten berarti hal-hal yang tak disadari. Freud meyakini bahwa mimpi dibentuk
di alam tidak sadar tetapi mencoba masuk ke alam sadar. Agar bisa disadari
mimpi harus bisa menyelinap melewati sensor pertama dan akhir.
Freudian
Slip
Freud
meyakini bahwa keliru ucap atau tulis, salah baca, salah dengar, salah menaruh
barang dan selama sejenak melupakan nama atau apa yang ingin dilakukan yang
terjadi sehari-hari bukanlah sekedar kecelakaan, tetapi justru mengungkapkan
tujuan seseorang yang tak ia sadari. Parapraxes atau keliru ucap tanpa
sadar yang sering terjadi dan tanpa kita sadari bahwa mereka memiliki makna
yang tersembunyi. Akan tetapi freud bersikeras bahwa kekeliruan memiliki makna mereka
mengungkapkan tuhuan tidak sadar dari orang tersebut. Keliru ucap ini serupa
seperti mimpi keduanya sama-sama hasil dari alam bawah sadar dan alam tidak
sadar dimana tujuan tidak sadar begitu dominan sehingga mengganggu dan
menghentikan tujuan yang ada di alam bawah sadar.
Kelemahan
terapi psikoanalisis
1. Tidak semua kenangan masa lalu bisa atau sebaikanya
dibawa ke alam sadar.
2. Penanganan ini tidak efektif untuk psikosis atau
penyakit menetap dibanding dengan maslaah-masalah yang terkait dengan fobia,
histeria dan obsesi.
3. Tidak hanya terbatas pada psikoanalisis, yaitu
setelah sembuh pasien bisa mengalami masalah psikis lain.
4. Selain itu, waktu yang dibutuhkan dalam terapi cukup
panjang dan memakan biaya yang tidak sedikit serta membuat klien menjadi jenuh
dalam menjalani proses terapi.
5. Diperlukan terapis yang benar-benar menguasai dan
terlatih dalam melakukan terapi.
Menyadari
keterbatasan tersebut, Freud merasa bahwa psikoanalisis bisa digunakan
bersama-sama dengan terapi lainnya, akan tetapi ia berulang kali menekankan
bahwa psikoanalisis tidka bisa dipersingkat atau dimodifikasi.
Kelebihan Terapi Psikoanalisis
1. Dalam terapi ini teori yang digunakan sangat kuat.
2. Melalui terapi ini klien dapat mengetahui dan
mengenai masalah apa yang sebenarnya tidak disadarinya.
3. Melalui terapi psikoanalisis ini terapis dapat
mengungkap masa lalu klien lebih dalam dan menyeluruh dibanding dengan terapi
lainnya.
4. Ketika penanganan analitis berhasil maka pasien tak
lagi menderita gejala-gejala yang membuatnya terhambat.
5. Mereka bisa menggunakkan energi psikis untuk
melakukan fungsi ego dan berhasil mengembangkan ego yang mencakup pengalaman
yang dulunya di represi.
6. Mereka yang menjalani terapi psikoanalisis ini tidak
mengalami perubahan kepribadian yang berarti, tetapi mereka menjadi seperti apa
yang mereka bisa capai dalam kondisi yang serba mendukung.
Sumber:
Feist,
J. Gregory, J. F. (2010). Teori Kepribadian.
Edisi ke-7. Diterjemahkan oleh: Handriatno. Jakarta. Salemba Humanika.